Jumat, 17 September 2010

Subuhku Membeku

malam pelan menyingkap tirai langit dan waktu
di bawahnya, beduk subuh menggema
sedang aku masih membeku
terhimpit salju-salju rindu
adakah kini bungamu merekah
mencairkan aliran-aliran darah
untuk sesuatu yang kunamakan cinta?

ah…
mungkin terlalu dini
terlalu pagi untuk lagi memecah angan
kubiarkan jiwa memincang
dan waktu memapah segala apa pun yang datang

kuakui,
telah lama kudamba engkau, bunga
sampai malam akan lagi membuka rahasianya
lama jua kutuang tetes-tetes rindu
sampai semua terasa mengharu biru
namun aku masih saja membeku
terjepit sunyi yang kian mengakrabi hati

sepi memang menelan angan sendiri
harapan seakan tak ada tepi
rindu seolah terasa mati
entah,
apa yang mesti kulakukan saat pagi tiba nanti
bernyanyi dalam hati
berpuisi hiasi hari
atau tetap menemuimu sekadar mengusir sepi?

kupikir, aku dan dirimu
tiada akan lagi pernah terbagi
meski terbentang rentang ruang
sebagaimana cinta, kita hanya mesti menunggu waktu
memeluk masa depan dengan rindu
merangkum semua kenangan menjadi satu
dalam alur temu

17 September 2010

0 comments:

Posting Komentar

 
 
Copyright © 2012 Cha'unk El Fakir
On Google+, Facebook and Twitter