Jumat, 26 Februari 2010

Teu Nyangka

panginteun dasar salah ti mimiti
sareng kurangna kaati-ati
teu taliti milih kabogoh
nu akhirna meunang kanyeuri
ayeuna neumbe kahartos saparantos urang peugatan
geuning anjeun teh awewe tukang ingkar janji
abdi teu nyangka bakal kieu tungtungna
abdi teu nyangka bakal kieu janteunna
ayeuna abdi teh nyalira deui
teu gaduh paleubah kangge curhat
lir ibarat angka hiji, nyeungceuling bari sepi
salami tilu taun hasilna ngan peujet beungeut

kapungkur anjeun ngajanjian bade sasareungan
hirup ngahiji sareung abdi dina cinta sajati
teu nyangka anjeun teh beut kitu pisan
teu nyangka anjeun teh beut tega ka abdi
meugatkeun tali katresna
peurih nu aya
sahengga batin abdi ceurik kasiksa

ternyata janji anjeun teh sulaya
anjeun geuning beut tega kitu meugatkeun cinta
ngadameul nasib abdi salamina bakal hirup nyalira

duh Gusti Anu Ageung tur Kawasa
mugi kiatkeun manah abdi
dina sagala cocobi nu tumiba ka diri abdi

25 Februari 2010

Senin, 22 Februari 2010

Aku Adalah Aku

mungkin aku hanya sebutir pasir di keluasan gurun
yang terperanjat senyatanya
begitu mendengar petir membangunkanku

mungkin juga aku adalah sepucuk daun
yang terbang melayang terhempas
saat seseorang menyanyikan lagu duka

kini aku hanya air mata
yang menyaksikan keindahan masa depan bersamamu
sebelum sadar segalanya telah runtuh

kini bumiku seakan sepi
kini duniaku seakan mati
tapi kusimpan segala itu
dalam hati dan catatanku

goodbye

21 Februari 2010

Minggu, 21 Februari 2010

Selang Tiga Puluh Menit

untukmu,
yang telah mengakhiri mimpi indahku
yang telah membangunkanku dari tidur panjangku
aku menantang rintang
menembus aral
dan berlari sekencang-kencangnya
kan kutolak semua cinta yang akan datang
dari kebuntuan yang kuharap sementara ini

barangkali bukan takdirku
untuk terus membelai lembut jemarimu
barangkali bukan milikku
berbagi mimpi bersamamu
namun kau terlanjur sejatiku dalam mengarungi hari

aku tak kuasa lagi
meredam keperitan yang menghunjam
memendam semacam kepedihan yang mendalam
aku bisa mengerti, bisa memahami banyak kenistaan
kadang sudah baik tapi belum benar
bukan sekedar tulisan-tulisan
untuk lalui beragam kenyataan

aku terbiasa merasakan kepedihan sejenak
keperitan, juga keresahan
tapi aku tak pahami penting artimu bagiku
aku tak pedulikan saat-saat tertentu
senyatanya aku hanya berteriak lantang
dengan keegoanku sendiri

selang tiga puluh menit saja
kini aku pahami
aku mengerti apa yang telah terjadi
bahwa takdir bukanlah kejadian
melainkan suatu keadaan
di mana ada yang menentukan
dan ada yang ditentukan
aku dan kau kini di dalamnya
sebuah tragedi asmara
antara nurani dan kata

21 Februari 2010

Sabtu, 20 Februari 2010

Selamat Jalan

seribu seratus delapan puluh hari kau ada
membagi kasihmu bersamaku
menapaki hari-hari panjang berdua
kau curah rindumu
kau limpah cintamu
kureguk semua itu sepenuh kenikmatan

hari-hari kita lalui
kita jalani dalam damai
terasakan betapa makin erat saja
pelukanmu saatku merindumu

namun kini bagai kilat saja waktu berlalu
kau meninggalkanku
saat kehausan ini masih terasa
saat hangat peluk itu belum jua mereda
kau langkahkan lagi kakimu
menjelang kehidupan barumu
merangkai hari esok bahagiamu

selamat jalan sayang
sepotong doa tulus aku naikkan
songsonglah hari depanmu
nikmatilah hidup barumu
semoga bahagia selalu

20 Februari 2010

Dalam Sunyi

menyambut sejuk semilir angin pagi
tampak sinar mentari lembut menerpa bumi
deru awan berarak
seputih kapas menyentuh ubun-ubun kalbu

alam kehijauan, putih, jingga, dan semakin berwarna
sang jiwa tertunduk sayu berganti biru
sendiri, padahal tak sendiri
ada Engkau selalu di hati

20 Februari 2010

Setelah Kutahu Kau Tak Harapkan Aku Lagi

dari caramu memandangku
entah apa yang ada di benakmu tentangku
dari caramu berbicara
tiada lagi kau tunjukkan kerinduan
kau...
yang menjadi cerita harianku
kau yang menjadi tujuanku
yang pasti kau sudah berubah
yang pasti kau sudah tak harapkan aku lagi

walau aku tak tahu kepastian di benakmu, di ujung hatimu
namun aku merasa
kesungguhanmu mulai timbul samar
cintamu pun mulai terbatasi sesuatu

sayang....
aku akan mengerti
aku tak kecewa dengan perlakuanmu
aku bersyukur atas anugerah-Nya
penentu anugerah atas segalanya

kubercerita kembali
kumulai awal hari-hariku yang panjang
saat hati ini tak mengetahui arah
ke mana kakiku mesti melangkah

kubersyukur
di ketika ini usai sudah
aku tak bisa melepas penaku dari genggaman tangan
untuk kucatat segalanya

selamat jalan sayang
kututup kenangan dirimu

20 Februari 2010

 
 
Copyright © 2012 Cha'unk El Fakir
On Google+, Facebook and Twitter