Selasa, 29 November 2011

Catatan Lelaki Hujan


“Suatu hari, aku akan mengunjungimu di kotamu...”

gerimis akhir november tiba-tiba membesar disertai deru angin yang menjadi liar serupa kelebat bayangmu dalam kepalaku, kurapatkan jaketku sekedar mengurangi rasa dingin yang merasuki kulitku, tapi seolah ada yang lebih dingin lagi merayap dalam dadaku...

larik-larik air yang jatuh di jendela kamarku membentuk semacam tirai di hadapanku, dan seorang gadis manis berlari menembusnya, gadis itu merapat ke sisi kiriku dengan tubuh menggigil, entahlah, segalanya seolah bersatu padu melekatkan bayangmu pada benakku, segalanya: malam yang miris, hujan menderas, bahkan aroma parfum yang melekat di tubuhmu...

kerinduan memang selalu datang begitu saja, seperti hari ini, aku baru bangun dari tidur nyenyak ketika menemukan rintik-rintik gerimis di luar jendela, dan seperti yang sering terjadi, tentunya aku segera teringat padamu, aku merasa begitu kangen padamu, entahlah, tiba-tiba seperti merasa ingin sekali mendengarkan lagu-lagu kesukaanmu dulu...

aku percaya kau masih begitu menyukai hujan, kau pernah membisikkanku kalau kau lebih suka menyebutku sebagai lelaki hujan, aku hanya tersenyum waktu itu, walau tidak tahu apa alasanmu, aku merasa kau seolah-olah berada di sisiku, dan kita berdua sedang menatap hujan yang berkejaran di luar sana...

ah, hujan tiba-tiba menjadi getir di mataku, suara curahannya terdengar seperti sebuah senandung kepiluan, aku pernah mengatakan kepadamu, jika setiap kali hujan turun di kotaku, aku akan selalu teringat padamu, dan membayangkan kau ada di sampingku, karenanya, aku selalu berlama-lama memandangi hujan yang tercurah dari langit, terkadang aku ingin mengirimimu pesan: “apakah hujan sedang turun juga di kotamu?”...

dan seringkali aku sangat ingin kau membalas pesanku, agar aku tahu kau juga sedang menikmati hujan sepertiku, sekedar untuk membuat hatiku ceria, bukankah hujan adalah waktu yang teramat indah untuk bercumbu?...

di hidupku, kau pun seperti hujan yang datang membasahi, yang membuat pepohonan dan rerumputan meruap segar di hatiku, barangkali saat itulah aku mulai menyukai hujan, dan betah menikmatinya berlama-lama, sebab di saat seperti itu aku merasa benar-benar menemukan dirimu...

gerimis akhir november turun lagi membasahi ingatan-ingatanku padamu, ingin sekali aku mengirimkan sebuah pesan untukmu sebagaimana biasanya, sekedar mengabarkan bahwa hujan sedang turun di kotaku, dan aku sangat merindukanmu, kau tahu aku begitu takut membayangkan akan ada seseorang yang mendampingimu di sisa hidupmu nanti, sedang aku mungkin akan tinggal bayang-bayang yang jauh, apakah nanti kita akan tetap saling berkirim pesan dan sesekali bertelepon? aku tak tahu, apakah kelak kau masih akan menyukai hujan seperti saat bersamaku kini?...

aku tak ingin musim hujan berlalu, diriku terlalu takut kehilangan bayangmu, kalau saja kau tahu betapa cemasnya diriku, kadang aku berharap hujan akan melupakan musimnya dan turun sepanjang waktu, seperti rinduku padamu, agar jejak kerinduan kita tak meranggas oleh kemarau yang mendatang...

apakah musim hujan akan segera pergi dengan membawa serta pergi bayangmu dari benakku, membawa pergi segenap debar dada yang kurasa begitu nikmat setiap kali pesan-pesanmu datang, sehingga barangkali aku akan lupa bahwa aku pernah begitu menyukai hujan...

tapi seharusnya aku memang tak menyukai hujan, sebab mungkin aku takkan semestinya mengingatmu lagi...

Cha’unk El Fakir

29 November 2011

Senin, 28 November 2011

Hujan Lagi


malam lagi
hujan
rindu lagi
hmm…
dingin
sepi

membayangkanmu lagi
apa saja
membayangkanmu
terserah aku
matamu
pipimu
senyummu
tidak masalah
membayangkanmu
apa saja boleh
terserah aku

hujan lagi
rindu lagi
tapi ada bayangmu
jadi tidak masalah

28 November 2011

Minggu, 27 November 2011

Tak Mampu Membacamu

malam kian gelap
rintihan rindu menggema kian syahdu
bahasa-bahasa sepi
tentang aku yang terkapar dalam kenangan
segalanya terselimut dingin

ini malam menyatukan bayangmu
dalam benakku yang tak berkaca
mendalami cucuran senyummu yang mengguyur
memecah hamparan bebatuan

kusisir perlahan malam yang kian kelam
sambil terus mengeja bahasa cintamu
namun samar pandanganku
sama sekali tak mampu membacamu

27 November 2011

Sabtu, 26 November 2011

Sebelum Aku Menemukan Cintamu


aku percaya engkau adalah masa depanku
ajariku melewati gerbang jalan kehidupan
tunjukkan aku semua keindahan yang kau miliki
beri aku rasa bangga untuk memilikimu
biarkan tawamu mengingatkanku bagaimana masa lalu kita
biarkan senyummu kembali merekah di dalam hatiku
aku membutuhkan seseorang untuk bisa melihat semuanya
tempatku masih sunyi
aku membutuhkanmu untuk tempatku bergantung harapan

aku memutuskan sendiri untuk waktu yang lama
dan aku tidak pernah berjalan dalam bayang-bayang siapa pun
jika kelak kita jadi bersama
setidaknya sebelah sayapku akan kembali hidup untuk terbang
tak peduli apa yang akan kuambil di sana
karena cinta terbesar dari semua yang pernah kurasakan
hanya ada dalam dirimu
dan aku akan kembali belajar untuk mencintaimu
sebab ini adalah kasih terbesar yang pernah ada

dan jika kelak kita telah saling bersama
aku akan mengatakan sesuatu
bahwa aku telah sangat lama memimpikan ini
membawamu ke dalam hatiku yang sunyi
sebelum aku menemukan cintamu

26 November 2011

Kamis, 24 November 2011

Hujan Rinduku

tak pagi
pun tak senja
tak jua malam
bagiku
engkau hujan rinduku

24 November 2011

Bila Diri Disayangi

terdengar bisikan mesra
kalimah keramat bermentara
bermulanya siang berakhir malamku
tak akan ku jemu menyebut namamu

tiada batasan waktu
tiada tempatmu tertentu
di gunung di lembah, di darat, di air
siapa pun hamba, keikhlasan doa, keagungan
kasih merubah takdir

bila ku sedari diri disayangi
langkah kaki ini semakin berani
bila terkeliru kuucap namamu, terasa diriku
kembali dipandu

engkau yang pertama, tiada akhirnya
aku dalam kegelapan engkaulah cahaya
izinkahlah aku menumpang di sini
di bawah naungan kasih dan sayang mu
kuberserah diri

-Uks

Download Uks - Bila Diri Disayangi Akustik.Mp3

Selasa, 22 November 2011

Saat Mimpi Itu Pecah

saat mimpi itu pecah
kita sedang berdua
manis senyummu seindah lagu
aku termangu menyanggah dagu
ada setumpuk asa yang kian membasah
dalam hujan yang bertubi-tubi menyapa bumi
sedang di luar
angin terus berhembus mengantar tulus

dari hati ke hati
kita nyanyikan syair nurani
bertaruh menempuh waktu hari demi hari
menyatu, berselimut rindu
kataku, ada yang dijanjikan dalam kenangan
dalam jiwa yang semakin malam

kuharap kau lebih mengerti, bunga
saat mimpi itu pecah
di hati akan selalu ada cinta

22 November 2011

Senin, 21 November 2011

Pada Rintik Nyanyian Hujan

pada rintik-rintik nyanyian hujan
bersama kita bermain lagu
getar-getar dalam kalbu
begitu sendu

pada rintik-rintik nyanyian hujan
bersama kita mengalunkan rasa
lewat getar pesona nada
dalam sekumpulan kata

pada rintik-rintik nyanyian hujan
bersama kita mengayuh sampan
berharap rindu-rindu berdentingan
selalu sampai ke tepian

21 November 2011

Sabtu, 19 November 2011

Mimpikah Aku

hatiku luluh jua
saat hujan kembali temani langkah-langkah kita
senyummu kian ayu mengurai pilu satu per satu
tanpa suara

mimpikah aku?...

19 November 2011

Jumat, 18 November 2011

Kembali Terkenang

inilah arti membaca kenangan, pikiran yang sebelumnya terasing, tiba-tiba dan diam-diam melompati ketinggian dinding, sampai pada saat-saat aku duduk berdua di tepian serayu, dua tahun lalu, bersama seseorang yang telah lama kurindu, dan lama tak pernah lagi bertemu


mungkin memang seharusnya aku menoleh kembali kepada masa-masa itu, masa dua tahun silam untuk menemukan diriku kembali yang dulu, menyayangimu, mencintaimu, dan menjagamu dari jarak yang paling dekat, dan secara tanpa paksa memasukkan namamu ke dalam sebagian kamar hatiku

membaca kenangan, memandang potret masa silam, dan membayangkan keindahan mengenai sebuah impian yang masih harus aku nantikan, akan menjadi halaman-halaman pertama lembaran sejarah kehidupan, demikian adalah pengalaman yang tak semestinya kulumpuhkan, karena sesungguhnya ia telah banyak menambahkan warna dalam lukisan kenangan, bukan kebetulan

benar-benar sebuah pengalaman yang mengesankan, barangkali tidak lagi terlalu penting bagiku memikirkan masa depan, ketika saat-saat seperti itu dulu, kini kembali terkenang

i'm waiting you, so long

18 November 2011

Rabu, 16 November 2011

Temani Aku



temani aku
temani aku sememangnya kau mau
temani aku secepat dulu saat kau berlalu

lara kenangan telah saling kita lepaskan
jangan lagi berlama-lama menggambar dalam kebimbangan

dekati aku
pahami aku
aku takkan bertahan lebih lama lagi

16 November 2011

Selasa, 15 November 2011

Bila Hujan Mengguyur Sepi



bila hujan mengguyur sepi
menderas dalam sukma kenangan lama
sajak-sajak tiada lagi berbunyi
terlena dalam kilauan senyum gerimis merona

aku terdiam
jiwa menghening tenang
saat hujan sore ini kembali membasah bumi

jangan sangkakan aku menghilang, sayang
hujan ini sudah terlalu sering menghanyut kenangan
resah mendesah di tebing-tebing kerinduan
memecah sepi di pantai haluan

adakah terasa rinduku di hatimu?

15 November 2011

Sabtu, 12 November 2011

Tiada Jemu

ketika sesobek puisiku hilang
engkau pergi, aku pun sepi

dan dengan penuh gemetar hati
aku menantimu hari demi hari

tak dapat dimengerti
puisi yang telah kupilihkan untukmu, mati

mataku berkaca kembali
bukan menyesali yang telah terjadi
barangkali, inilah saat-saat yang menyenangkan dulu
saat-saat yang lama kurindukan
walau separuh semu
kita tak pernah jemu

12 November 2011

Kamis, 10 November 2011

Mencarimu

aku masih mencarimu
di antara batas gelap dan terang

seorang gadis berkerudung sunyi
yang pernah menguatkan ketakberdayaan
pesona yang senantiasa menawarkan keindahan
seribu senyum yang melukis kesejukan
membalut pilu, menemaniku memupuk kehidupan baru

namun hingga kini tiada mampu kutemukanmu
sekadar menyapa
berbisik rasa
sampai-sampai malam pernah mentertawakan kita

namun aku tetap mencarimu
di antara batas mimpi dan harapan
mengurai namamu sepenuh kerelaan
dalam nafas hidup ketidakmungkinan
entah, di manakah akan kutemui engkau

10 November 2011

Rabu, 09 November 2011

Perempuan Senja

kau antarkan aku sepotong cinta
menghiasi sisa-sisa gerimis senja
cinta tanpa air mata

tapi mungkin kau lupa
senyum dan canda tawamu
masih tertinggal di rerintikan salju

meleleh
hening mencair di reranting kalbu

09 November 2011

Senin, 07 November 2011

Lima Menit Lagi

di luar
langit hari ini teramat cepat berubah

di sini pun sama, hanya ada waktu lima menit
rindu yang sejak kemarin malam membungkus hati
tersaput angin entah ke mana
aku benar-benar kehilangan bayangmu

dan sebelum lima menit ini berakhir
kuingin kau kembalikan lagi senyumku
setidaknya malam ini langit akan tampak menyenangkan
sedikit banyak akan mengobati rindu yang tertimbun semalaman

07 November 2011

Minggu, 06 November 2011

Potret Kenangan

aisyah,
hamparkan kembali rindumu pada sajak-sajakku yang dulu
yang kukirimkan bersama lembaran-lembaran kertas biru
beberapa bulan yang lalu
saatitu, rindumu masih membasahi kerontang hatiku
membanjiri kawah-kawah jiwaku
mendebur ombak dalam dadaku
sampai juni berlalu

dulu
kurasakan rindumu semesra belaian sayap kupu-kupu
menyihir kata menjelma air susu
menetes-netes semanis madu
rindumu memintal sejuta asa
menyirat syair dalam sebuah puisi
mengiringi denyut nadi dan pikir
memburu rindu yang akan tiba di lain hari

walau jauh, kau selalu kurasakan dekat
sebab rindumu tersemai jua di belantara malam
sayangnya kau lantas mengukir ukiran angin lalu
menggambar kegalauan jiwa
kini hanya menyerpih dalam potret-potret kenangan

rindumu
rindu yang tersimpan
rindu yang terlupakan

06 November 2011

Jumat, 04 November 2011

Catatan Hujan


selama kebersamaan kita
kurasakan hatimu senantiasa memancarkan cahaya
cahaya yang menyala, menyilaukan pandangan mata
seperti menawar lebih dari sejuta kerinduan
setiap hari
bahka saat setiap senja telah berlalu
dan saat itu belum jua kutemu cahayamu
aku menanti
tetap menanti
untuk kurangkul dan kuciumi

namun kini tiba-tiba kau diam
saat kita yakinkan jalan kita masih seiringan
nyala cahayamu meredup
jauh
hilang ke ranah entah

kebersamaan ini memang sebatas teman
namun cahayamu, kadung mempesonakan hati
kita saling sayang, saling mengasihi
merangkai hari dengan bunga-bunga
semestinya saat kau diam
aku masih bisa tersenyum
menikmati binar-binar cahayamu
walau dari kejauhan
tapi nyatanya itu tidak pernah terjadi
kau kian membisu
kau kian menjauh

cahayamu hilang
menjelma hujan
hujan yang kurasa kian memilukan

04 November 2011

Rabu, 02 November 2011

Saat Turun Hujan


hujan turun menderai saat hati terberai
jatuh dengan bahasa yang paling merdu
di sini masih ada sisa cahaya senja
menyeringai menembus rapuhnya jiwa

ketika hujan turun air mataku terberai jua
menyekap kepiluan di jelang malam
menjerat rindu
menelanjangi kata-kata bisu
jatuhnya lembut
tapi terasa begitu mengiris kalbu

sebab tak kuasa kuhentikan hujan
kubiarkan ia bersenandung riang
diantara temaram lampu-lampu kamar
diantara bayang-bayang wajah perempuan
walau terdengar bagai letusan meriam
kuharap ia tetap membukakan jalan
bagi rinduku akan kehangatan

di sini setelah hujan
menyisakan rerintik gerimis yang lembut-lembut berjatuhan
namun memilukan

02 November 2011

 
 
Copyright © 2012 Cha'unk El Fakir
On Google+, Facebook and Twitter