Senin, 30 September 2002

Menunggumu di Depan Pintu Kelas

detik demi detik berlalu
terangkai dalam menit-menit mendebarkan bagiku
tak terkecuali bagimu
bedanya kita kini lebih percaya diri
dari waktu-waktu kita sebelumnya

jam satu lima belas menit
aku masih menunggumu, penuh makna
kau pun keluar pada menit berikutnya
aku sangat bahagia melihatmu tersenyum
setidaknya kau telah bertemu dengan seseorang
yang mencintai dan menghargai keinginanmu
meski kau telah mendapatkan itu
dari keluargamu

setelah itu kita jalan berdua
menyusuri jalan cinta kita yang sederhana

30 September 2002

Minggu, 29 September 2002

Selembar Tentangmu

Alloh telah meniupkan rohmu yang suci tersendiri
dan meriasmu dengan segala kecantikan dan keindahan dunia

Alloh curahkan berkah keindahan
keanggunan dan kasih sayang yang murni dan tulus untukmu
sebagai citra keindahan insani

Alloh berikan padamu sepiring hidangan kebahagiaan dan kepedihan
agar nanti kau mampu merasakan kilasan rasa
yang akan kau temui di muka bumi ini

Alloh anugerahkan bagimu rasa cinta yang putih tulus
untuk menuai rasa kepuasan dan kemanisan hidup
yang akan kau tempuh nanti

Alloh juga berikan setitik air dan aroma surgawi
yang akan menata langkah-langkahmu
agar senantiasa berjalan di atas rel kebahagiaan
serta meninggalkan jejak
dengan tetap menebarkan semerbak wangi

dan engkau memiliki mata hati
yang dapat melihat apa yang tidak tampak oleh mata
untuk melengkapi anugerah kedamaian
dan kecintaanmu

29 September 2002

Sabtu, 28 September 2002

Sajak Sederhana

bunga,
langkahmu sungguh terlihat dewasa
meski masih teramat belia
tapi selalu punya ketenangan dan kearifan
di setiap sikap dan tutur katamu
yang mesti memaknai hidup
dengan hal-hal yang pasti dan berarti

percayalah...
aku kan mereguknya
dan untuk saat ini aku hanya mampu membisikimu
:”dekaplah erat rinduku di dadamu,
sampai jarak kita begitu menyatu...”

sajak sederhana yang sempurna
adalah jejak sajak yang merona
tak terbatas pada kata-kata
dengan sajak ini aku akan meminangmu
maka terimalah sebagai mahar abadi
sebagai prasasti di bumi
sebagai tanda bahwa kita pernah saling berbagi
di alam nyata ini

bunga,
maafkan aku telah memburamkan harimu
dengan kata cintaku

28 September 2002

 
 
Copyright © 2012 Cha'unk El Fakir
On Google+, Facebook and Twitter