sebenarnya
rindu melintas dalam alunan nafas panjang
tapi kenapa perjalanan kita belum jua dapat terpahamkan
aku tahu
cinta di hatimu akan selalu mengalir untukku
layaknya sungai yang mengaliri bebatuan
tapi butakah
kau tak pernah mau memahami apa yang kuingin
dua tujuh februari ini
kau malah membentangkan kepedihan
tak pernah ada lagi kata-kata mesramu
tak pernah kurasakan lagi ucapan-ucapan lembutmu
mungkin kini harus kukatakan
angka dua tujuh telah tak penting lagi dalam hidupmu
27 Februari 2008
Rabu, 27 Februari 2008
Selasa, 26 Februari 2008
Selain Hujan
selain hujan
malam ini ada yang berjatuhan
benang-benang rindu yang kutaburkan pada hatimu
serta detik-detik yang kuhitung mundur
untuk menunggu kepulanganmu
kembali di sisiku
selain hujan
ada rindu tercipta di balik temaram lampu
di kesepian yang menebar kata-kata lewat puisi
yang indahnya hiasi kesenduan wajahmu
lantas kuantarkan ke pangkuan hatimu
segera kita akan berpelukan lama
mengalirkan segenap gairah dan cinta yang ada
26 Februari 2008
malam ini ada yang berjatuhan
benang-benang rindu yang kutaburkan pada hatimu
serta detik-detik yang kuhitung mundur
untuk menunggu kepulanganmu
kembali di sisiku
selain hujan
ada rindu tercipta di balik temaram lampu
di kesepian yang menebar kata-kata lewat puisi
yang indahnya hiasi kesenduan wajahmu
lantas kuantarkan ke pangkuan hatimu
segera kita akan berpelukan lama
mengalirkan segenap gairah dan cinta yang ada
26 Februari 2008
Rabu, 20 Februari 2008
Andai Saja Tak Ada Cinta
andai saja musim hanya ada satu musim
mungkin takkan kutemui kemarau dan gugurnya dedaunan
di sana hanya ada musim semi
yang setiap waktunya bunga-bunga bermekaran
andai saja warna tak ada hitam warna
maka kan kupilih putih untuk menghiasi langit
agar membentuk awan-awan indah
yang penuh pesona di angkasa bertebaran
andai saja tak ada cinta
mungkin aku takkan pernah merasakan
bahagia dan luka karenanya
-jasmine
20 Februari 2008
mungkin takkan kutemui kemarau dan gugurnya dedaunan
di sana hanya ada musim semi
yang setiap waktunya bunga-bunga bermekaran
andai saja warna tak ada hitam warna
maka kan kupilih putih untuk menghiasi langit
agar membentuk awan-awan indah
yang penuh pesona di angkasa bertebaran
andai saja tak ada cinta
mungkin aku takkan pernah merasakan
bahagia dan luka karenanya
-jasmine
20 Februari 2008
Senin, 18 Februari 2008
Untuk Riyantiku
telah banyak kepedihan yang kutimbun menjadi puisi
tak jarang rindu pun sirna terhalangi
beruntung cinta masih indah menghiasi
itulah harapan terakhir yang tersisa di hati
berharap waktu segera datang untuk mengobati
karena mencintaimu lebih segala dari seisi bumi
18 Februari 2008
tak jarang rindu pun sirna terhalangi
beruntung cinta masih indah menghiasi
itulah harapan terakhir yang tersisa di hati
berharap waktu segera datang untuk mengobati
karena mencintaimu lebih segala dari seisi bumi
18 Februari 2008
Bilakah Kubertahan
saat peluhku mencair
mengintip-intip di balik hati
dan mengambil sepotong mimpi
kemudian menghiasinya
melarutkan rindu-rindu yang lain
yang pernah hinggap di sekujur tubuh ini
mencari keseimbangan waktu
bilakah kubertahan?
18 Februari 2008
mengintip-intip di balik hati
dan mengambil sepotong mimpi
kemudian menghiasinya
melarutkan rindu-rindu yang lain
yang pernah hinggap di sekujur tubuh ini
mencari keseimbangan waktu
bilakah kubertahan?
18 Februari 2008
Labels:
Gelisah,
Harapan,
Kehilangan,
Kerinduan
Minggu, 17 Februari 2008
Kalut
kita pun kelu mengeja rindu
berkaca di samudera jiwa
tercipta puisi dari kedamaian yang sepi
sepi yang menikam kalbu
maka lelaplah waktu
hari-hari lewat tanpa ada harap
kita pun lelap, larut dalam bahasa isyarat
mengukur kedalaman rindu
tanpa kata-kata
kita cuma kelu membaca cinta
tenggelam di samudera rasa
kita pun beku
kedinginan bagai terselimut salju
tapi tetap bertahan di kubu rindu
kita pun masih menyatu
17 Februari 2008
berkaca di samudera jiwa
tercipta puisi dari kedamaian yang sepi
sepi yang menikam kalbu
maka lelaplah waktu
hari-hari lewat tanpa ada harap
kita pun lelap, larut dalam bahasa isyarat
mengukur kedalaman rindu
tanpa kata-kata
kita cuma kelu membaca cinta
tenggelam di samudera rasa
kita pun beku
kedinginan bagai terselimut salju
tapi tetap bertahan di kubu rindu
kita pun masih menyatu
17 Februari 2008
Sajak buat Riyanti
kebahagiaan ini menancap
bagai akar-akar bambu yang kuat
dan kesetiaan adalah tanah rahimmu yang subur
sebuah taman yang indah
berpagar janji dan harapan
kegelisahan ini bukan sekedar gerimis
dan kekhawatiran adalah sahabat cita-cita
sebuah rumah mungil dan anak-anak yang lucu
tapi adakah ia bernama rindu?
puisi ini, kata-kata ini
akan menjadi setangkai bunga untukmu
yang senantiasa dilahirkan cinta dan rindu
17 Februari 2008
bagai akar-akar bambu yang kuat
dan kesetiaan adalah tanah rahimmu yang subur
sebuah taman yang indah
berpagar janji dan harapan
kegelisahan ini bukan sekedar gerimis
dan kekhawatiran adalah sahabat cita-cita
sebuah rumah mungil dan anak-anak yang lucu
tapi adakah ia bernama rindu?
puisi ini, kata-kata ini
akan menjadi setangkai bunga untukmu
yang senantiasa dilahirkan cinta dan rindu
17 Februari 2008
Tak Bisa Kulupakan
tak bisa kulupakan kenangan
malam biru dan langit dengan bulan separuh
tak bisa kulupakan harapan
malam yang lelah dan hati bimbang resah
tak bisa kulupakan wajahmu
tak bisa kuhentikan waktu
yang melaju merampas hari-hari kita
tak bisa kusirnakan rindu
tak bisa kuusir sepi yang sendu
17 Februari 2008
malam biru dan langit dengan bulan separuh
tak bisa kulupakan harapan
malam yang lelah dan hati bimbang resah
tak bisa kulupakan wajahmu
tak bisa kuhentikan waktu
yang melaju merampas hari-hari kita
tak bisa kusirnakan rindu
tak bisa kuusir sepi yang sendu
17 Februari 2008
Sajak yang Lahir dari Senyuman Riyanti
kuurai semua peristiwa
adegan demi adegan di antara kita
menjadi kepingan-kepingan kata
yang bernama puisi
kuhitung sunyi
kuhitung kerlip gemintang
langit bertabur warna
malam riuh oleh gemuruh rindu
angin-angin dingin menyapa
berhembusan dalam dadaku
riyanti,
hatiku tumpah padamu
17 Februari 2008
adegan demi adegan di antara kita
menjadi kepingan-kepingan kata
yang bernama puisi
kuhitung sunyi
kuhitung kerlip gemintang
langit bertabur warna
malam riuh oleh gemuruh rindu
angin-angin dingin menyapa
berhembusan dalam dadaku
riyanti,
hatiku tumpah padamu
17 Februari 2008
Sendiri
pagi pun menjadi lagu
dalam rindu ruang hatiku
riang gemericik gerimis
di suasana pagi yang ceria
hari baru menjelang
aku masih bertahan di sudut ruang yang kelam
mencatat rindu dalam kesepian yang menikam
akankah pulang yang kutunggu-tunggu
tubuh ini yang seolah telah membeku
akankah kembali terhangatkan bersama dekapan rindumu
semalaman aku bermimpi
kita masih sempat bercinta
tetapi lenyap
saat sadar mataku mulai terbuka
17 Februari 2008
dalam rindu ruang hatiku
riang gemericik gerimis
di suasana pagi yang ceria
hari baru menjelang
aku masih bertahan di sudut ruang yang kelam
mencatat rindu dalam kesepian yang menikam
akankah pulang yang kutunggu-tunggu
tubuh ini yang seolah telah membeku
akankah kembali terhangatkan bersama dekapan rindumu
semalaman aku bermimpi
kita masih sempat bercinta
tetapi lenyap
saat sadar mataku mulai terbuka
17 Februari 2008
Sabtu, 16 Februari 2008
Setelah Menemaniku
setelah menemaniku, kau pergi
meninggalkan kotaku yang berdebu
setelah tumpah semua rindu, semua keluhmu
kau masih bersedia menampung puisi-puisiku yang kelu
setelah menemaniku, kau berlalu
meninggalkanku yang terpaku di sini
setelah punah segala ragu
segala yang tak menentu
akhirnya tahu, jarak kita cumalah waktu
setelah tersedu di terminal itu
aku pun bergegas memburu mimpi-mimpiku
16 Februari 2008
meninggalkan kotaku yang berdebu
setelah tumpah semua rindu, semua keluhmu
kau masih bersedia menampung puisi-puisiku yang kelu
setelah menemaniku, kau berlalu
meninggalkanku yang terpaku di sini
setelah punah segala ragu
segala yang tak menentu
akhirnya tahu, jarak kita cumalah waktu
setelah tersedu di terminal itu
aku pun bergegas memburu mimpi-mimpiku
16 Februari 2008
Atas Nama Cinta
sunyi pun menyeru dalam geliat rindu
aku di sini
menghabiskan kesementaraan waktu
hari-hari pun luruh
menimbun segudang kata di hati
kian tenggelam
dan sunyi ini terus menyeru
sepanjang malam perjalanan
ada yang membaringkan kita dengan kehangatan
di sini
menghapus penat di belantara jiwa yang kelu
atas nama cinta kita abadikan kenangan
di sini kekasihku
berbeban rindu
masih terlalu sunyi
dan rinai kata dari semesta puisi
kita bawa sesuatu yang paling indah
:putih hati dan nyala api asmara
16 Februari 2008
aku di sini
menghabiskan kesementaraan waktu
hari-hari pun luruh
menimbun segudang kata di hati
kian tenggelam
dan sunyi ini terus menyeru
sepanjang malam perjalanan
ada yang membaringkan kita dengan kehangatan
di sini
menghapus penat di belantara jiwa yang kelu
atas nama cinta kita abadikan kenangan
di sini kekasihku
berbeban rindu
masih terlalu sunyi
dan rinai kata dari semesta puisi
kita bawa sesuatu yang paling indah
:putih hati dan nyala api asmara
16 Februari 2008
Dalam Jarak
jarak hanya bisa membuatku merasakan
jangan harap kau bisa terlibat
kebahagiaan dan kesedihan
berlangsung di kejauhan
tak lagi selalu mendebarkan
di tempat ini kau tak perlu risau
selalu ada dekapan
selalu ada kehangatan
dan sisanya adalah kerinduan
16 Februari 2008
jangan harap kau bisa terlibat
kebahagiaan dan kesedihan
berlangsung di kejauhan
tak lagi selalu mendebarkan
di tempat ini kau tak perlu risau
selalu ada dekapan
selalu ada kehangatan
dan sisanya adalah kerinduan
16 Februari 2008
Labels:
Gelisah
Episode Delapan
kini sajak-sajakku mungkin tinggal jejak-jejak
sejumlah episode dan sekian bercak merah di leher dan di dadamu
lantas kita akan hanyut ke mana entah
dalam kehangatan malam
dan pusaran rindu yang tak pernah mati
juga desahan yang tiada henti
16 Februari 2008
sejumlah episode dan sekian bercak merah di leher dan di dadamu
lantas kita akan hanyut ke mana entah
dalam kehangatan malam
dan pusaran rindu yang tak pernah mati
juga desahan yang tiada henti
16 Februari 2008
Sebuah Lagu
sebuah lagu mengalun
mengantarkanku pada sepi ini
barangkali kaulah yang bersenandung
dan menyeretku ke sunyi penuh puisi
ada harap di hati
sebuah senyum akan terkulum
yang akan membangkitkan rinduku
barangkali engkaulah yang bisa
memberiku senyum di sunyi penuh puisi
16 Februari 2002
mengantarkanku pada sepi ini
barangkali kaulah yang bersenandung
dan menyeretku ke sunyi penuh puisi
ada harap di hati
sebuah senyum akan terkulum
yang akan membangkitkan rinduku
barangkali engkaulah yang bisa
memberiku senyum di sunyi penuh puisi
16 Februari 2002
Jumat, 15 Februari 2008
Aku Ingin Merasakan Hangatmu
diantara bantal-bantal ini bayang-bayangmu beradu
menyatu penuh makna
aku ingin melihatmu
memanjakanku dengan sikap ramahmu
merindukanku dengan segenap jiwamu
lantas menghangatkanku di atas ranjang ini
aku ingin...
tapi.....
15 Februari 2008
menyatu penuh makna
aku ingin melihatmu
memanjakanku dengan sikap ramahmu
merindukanku dengan segenap jiwamu
lantas menghangatkanku di atas ranjang ini
aku ingin...
tapi.....
15 Februari 2008
Kidung Rindu di Februari
kidung rindu
mengalun dari rinai-rinai gerimis
di pertengahan februari
membasahi hati
kidung rindu
terangkai dari kata-kata mesra
menjelma sebuah puisi yang damai
menenangkan hati
kidung rindu
menghiasi lembar-lembar surgawi
tentang kisah cinta kita
mengabadi di hati
15 Februari 2008
mengalun dari rinai-rinai gerimis
di pertengahan februari
membasahi hati
kidung rindu
terangkai dari kata-kata mesra
menjelma sebuah puisi yang damai
menenangkan hati
kidung rindu
menghiasi lembar-lembar surgawi
tentang kisah cinta kita
mengabadi di hati
15 Februari 2008
Labels:
Rindu
Kamis, 14 Februari 2008
Ada yang Belum Sempat Kupuisikan
bersama kertas dan segelas teh hangat
kucoba untuk terus merangkai kata
untuk kujadikan sebuah puisi
ketika kurasakan bibirmu masih tersimpan dalam mulutku
ketika desahanmu masih memenuhi telinga dan pikiranku
kutulis puisi sambil terus mengingat-ingat
warna celana dalam dan kutangmu
yang kau kenakan kemarin di tubuhmu
tubuh yang kau pasrahkan di atas ranjang
beberapa lama aku mengukir tubuhmu dengan ciuman
yang meluap-luap dari balik kegelapan
kulukis merah di atas gelintiran payudaramu
yang membuatku paham bahwa kau memang indah
rasa asin sempat tercecap dari balik celana dalammu
yang bercampur dengan buih-buih air liur
dan kutelan semua yang bernama kenikmatan itu
tapi sayang,
malam terasa terlampau singkat
untuk menciptakan sebuah puncak asmara kita
14 Februari 2008
kucoba untuk terus merangkai kata
untuk kujadikan sebuah puisi
ketika kurasakan bibirmu masih tersimpan dalam mulutku
ketika desahanmu masih memenuhi telinga dan pikiranku
kutulis puisi sambil terus mengingat-ingat
warna celana dalam dan kutangmu
yang kau kenakan kemarin di tubuhmu
tubuh yang kau pasrahkan di atas ranjang
beberapa lama aku mengukir tubuhmu dengan ciuman
yang meluap-luap dari balik kegelapan
kulukis merah di atas gelintiran payudaramu
yang membuatku paham bahwa kau memang indah
rasa asin sempat tercecap dari balik celana dalammu
yang bercampur dengan buih-buih air liur
dan kutelan semua yang bernama kenikmatan itu
tapi sayang,
malam terasa terlampau singkat
untuk menciptakan sebuah puncak asmara kita
14 Februari 2008
Rabu, 13 Februari 2008
Sudah Waktunya Pulang
kekasihku...
kepergianmu dariku mungkin adalah kehendak waktu
aku bahagia sekaligus berduka
kau menemaniku sesaat terus lenyap
tapi aku tak pernah menyelipkan duka yang mendalam
di hatimu saat kita berpisah
dengan tenang aku mengantarmu pulang
meski mungkin masih tampak sedikit kesedihan di wajahku
tapi aku rela
kau memang sudah waktunya pulang
sementara aku
sudah harus kembali merajut mimpi-mimpiku
kekasihku...
aku akan selalu mencintaimu
pada sepanjang sisa-sisa hidupku
13 Februari 2008
kepergianmu dariku mungkin adalah kehendak waktu
aku bahagia sekaligus berduka
kau menemaniku sesaat terus lenyap
tapi aku tak pernah menyelipkan duka yang mendalam
di hatimu saat kita berpisah
dengan tenang aku mengantarmu pulang
meski mungkin masih tampak sedikit kesedihan di wajahku
tapi aku rela
kau memang sudah waktunya pulang
sementara aku
sudah harus kembali merajut mimpi-mimpiku
kekasihku...
aku akan selalu mencintaimu
pada sepanjang sisa-sisa hidupku
13 Februari 2008
Labels:
Harapan,
Kenangan,
Kerinduan,
Kesunyian,
Perpisahan
Minggu, 10 Februari 2008
Tentang Dia
dia yang selalu mendengarkan cerita-ceritaku
yang selalu menjadi tempat curahan hatiku
berkelana entah ke mana
dia yang selalu ada saat kubutuhkan
menjadi tempat keluh kesahku
mengembara ke negeri entah
dia yang menjadi raja dalam istana hati
yang bertitah kerinduan
tertelan bumi ambia
dia kini membisu
menjaga rahasia sehemat buku
dengan lagu-lagu meraung
yang tanpa ujung
dan dia kini berlalu
aku hanya bisa termangu
meratapi nasibku
-jasmine
10 Februari 2008
yang selalu menjadi tempat curahan hatiku
berkelana entah ke mana
dia yang selalu ada saat kubutuhkan
menjadi tempat keluh kesahku
mengembara ke negeri entah
dia yang menjadi raja dalam istana hati
yang bertitah kerinduan
tertelan bumi ambia
dia kini membisu
menjaga rahasia sehemat buku
dengan lagu-lagu meraung
yang tanpa ujung
dan dia kini berlalu
aku hanya bisa termangu
meratapi nasibku
-jasmine
10 Februari 2008
Labels:
Bunga,
Kehilangan,
Kenangan,
Luka
Sajak Manis
ini sajak manis untukmu
semanis rindu
minum dan reguklah sepuasnya
sajak ini harapan kita
sajak ini hidup kita yang akan datang
tenang tanpa sampan dan gelombang
sajak ini kenangan kita
sajak ini kembara hati kita
hiasi dengan rindu dan cinta
ini sajak manis untukmu
semanis rindu
teguklah sepanjang waktu-waktumu
10 Februari 2008
semanis rindu
minum dan reguklah sepuasnya
sajak ini harapan kita
sajak ini hidup kita yang akan datang
tenang tanpa sampan dan gelombang
sajak ini kenangan kita
sajak ini kembara hati kita
hiasi dengan rindu dan cinta
ini sajak manis untukmu
semanis rindu
teguklah sepanjang waktu-waktumu
10 Februari 2008
Sabtu, 09 Februari 2008
Pagi
hamparan embun pagi
yang berkilauan di ujung dedaunan
berikan keindahan dan kesejukan
di kala fajar telah tiba
seperti dirimu sejukkan hati ini
setelah kau beri kasih sayangmu
tulus pada hati ini
09 Februari 2008
yang berkilauan di ujung dedaunan
berikan keindahan dan kesejukan
di kala fajar telah tiba
seperti dirimu sejukkan hati ini
setelah kau beri kasih sayangmu
tulus pada hati ini
09 Februari 2008
Jumat, 08 Februari 2008
Selamat Malam
kudengar suara
lirih dalam keterpanaan malam
seruan dari sang penghibur
bagi orang yang terlelap dan terlena
bangkit dan bangunlah
lalu senandungkanlah doa
sebelum mengarungi malam
yang berhias mimpi
08 Februari 2008
lirih dalam keterpanaan malam
seruan dari sang penghibur
bagi orang yang terlelap dan terlena
bangkit dan bangunlah
lalu senandungkanlah doa
sebelum mengarungi malam
yang berhias mimpi
08 Februari 2008
Ketika Malam Menghampiri
sayup-sayup kelelawar meninggalkan senja
jejak matahari tak dapat mengikuti
gelap mempersilahkan segalanya agar menjadi lengkap
begitu juga bintang
hadir untuk mewarnai malam
warna lembayung mencelup bulan
meski mendung tak memerlukan tanya
saat aku mencari sabda
berdentumlah sebuah nama
menaburkan rahasia-rahasia baru
sebut saja bulan menunggumu tak kenal waktu
walau hanya semalam
sampai aku tersenyum bersama bintang-bintang
dan jiwa-jiwa yang tenteram
08 Februari 2008
Rabu, 06 Februari 2008
Aku Ingin Sepertimu
kata-katamu mengalir bening
selaksa air telaga di masa lalu
bunga...
kemarin, hari ini, dan esok
aku telah melukisnya dengan rindu dari dalam dada
yang selalu kunyalakan
yang selalu kurasakan
aku ingin sepertimu
nyalakan rindu serekah bunga
menangkap kata-kata yang muncul di sana
06 Februari 2008
selaksa air telaga di masa lalu
bunga...
kemarin, hari ini, dan esok
aku telah melukisnya dengan rindu dari dalam dada
yang selalu kunyalakan
yang selalu kurasakan
aku ingin sepertimu
nyalakan rindu serekah bunga
menangkap kata-kata yang muncul di sana
06 Februari 2008
Selasa, 05 Februari 2008
Dengan Puisi
kau tahu
ketika tak ada lagi yang bisa kau lakukan
ketika kau rasakan dan kau nikmati kerinduanmu itu
dengan puisi sesungguhnya aku akan tetap hidup
merindu dan mencintaimu
selalu tanpa ragu
05 Februari 2008
ketika tak ada lagi yang bisa kau lakukan
ketika kau rasakan dan kau nikmati kerinduanmu itu
dengan puisi sesungguhnya aku akan tetap hidup
merindu dan mencintaimu
selalu tanpa ragu
05 Februari 2008
Senin, 04 Februari 2008
Lagu Berdua
duduk berdua di pinggir alun-alun
senja menjadi sebening telaga
aku membaca rindu di matamu
dan kuterjemahkan begini
:duduk berdua di pinggir alun-alun
rindu-rindu terlukis di hati kita
04 Februari 2008
senja menjadi sebening telaga
aku membaca rindu di matamu
dan kuterjemahkan begini
:duduk berdua di pinggir alun-alun
rindu-rindu terlukis di hati kita
04 Februari 2008
Minggu, 03 Februari 2008
Nyanyian Air Mata
lihatlah jembatan serayu itu
masih ingat kita pernah bercengkarama
di atas batu pembatasnya
ingatkah, atau lupakah?
dulu masih ada senyum kita
tapi kini aku selalu bernyanyi
tentang air mata yang derasnya tak terbendung
ini sebuah nyanyian air mata
yang kudendangkan pada setiap malam
merdu bukan?.....
-jasmine
03 Februari 2008
masih ingat kita pernah bercengkarama
di atas batu pembatasnya
ingatkah, atau lupakah?
dulu masih ada senyum kita
tapi kini aku selalu bernyanyi
tentang air mata yang derasnya tak terbendung
ini sebuah nyanyian air mata
yang kudendangkan pada setiap malam
merdu bukan?.....
-jasmine
03 Februari 2008
Labels:
Kehilangan,
Kesunyian,
Luka,
Malam
Lara
pada akhirnya mungkin aku mengalah
lara menemani sunyi malamku bersama rinai hujan
petir ikut menyambar seakan menertawaiku
carut marut dadaku
duka menganga di relung jiwa karena kehilangan
jika ada yang temukan
tolong kembalikan padaku
jangan biarkan terlantar begitu
karena hanya ada lara yang akan terasa
-jasmine
03 Februari 2008
lara menemani sunyi malamku bersama rinai hujan
petir ikut menyambar seakan menertawaiku
carut marut dadaku
duka menganga di relung jiwa karena kehilangan
jika ada yang temukan
tolong kembalikan padaku
jangan biarkan terlantar begitu
karena hanya ada lara yang akan terasa
-jasmine
03 Februari 2008
Labels:
Kehilangan,
Luka
Senja di Batas Jogjakarta
serasa sayup dari kejauhan
desiran nestapa terus menggodaku
menyudutkanku di batas jogjakarta
bersama angan hampa kutermangu lara
senja di awal bulan memerah kesepian
nyalakan lilin-lilin perih
angin dan doa bergandengan
agar senyummu tetap terkembang bersama rindu
antara sesuatu yang melesat dari dua kota
bisu melebihi sebongkah batu
agar kau tahu makna harapku
sebagai arti kehadiran sebelum lenyapmu
namun senja
tetap saja hanyalah batas
yang merintangi antara gelap dan terang
-jasmine
03 Februari 2008
desiran nestapa terus menggodaku
menyudutkanku di batas jogjakarta
bersama angan hampa kutermangu lara
senja di awal bulan memerah kesepian
nyalakan lilin-lilin perih
angin dan doa bergandengan
agar senyummu tetap terkembang bersama rindu
antara sesuatu yang melesat dari dua kota
bisu melebihi sebongkah batu
agar kau tahu makna harapku
sebagai arti kehadiran sebelum lenyapmu
namun senja
tetap saja hanyalah batas
yang merintangi antara gelap dan terang
-jasmine
03 Februari 2008
Labels:
Kehilangan,
Senja
Kehilangan
pada selembar hati yang terang
di satu sudut kota ia tawarkan seribu gairah
kau terhanyut gelora menuju daerah entah
yang sejatinya akan menusukmu
di pesisir jetis kau petik
konon sekuntum bunga melati
yang kini putihnya meradang
karena dusta entah dosa
dalam diam dan harapan aku termabuk
kesucian diri tak mungkin dicegah
kehilangan menelurkan hening dan sepi
sadar kini kau di sana
meski dirimu bertahta di hatiku
-jasmine
03 Februari 2008
di satu sudut kota ia tawarkan seribu gairah
kau terhanyut gelora menuju daerah entah
yang sejatinya akan menusukmu
di pesisir jetis kau petik
konon sekuntum bunga melati
yang kini putihnya meradang
karena dusta entah dosa
dalam diam dan harapan aku termabuk
kesucian diri tak mungkin dicegah
kehilangan menelurkan hening dan sepi
sadar kini kau di sana
meski dirimu bertahta di hatiku
-jasmine
03 Februari 2008
Labels:
Kehilangan,
Kesunyian,
Luka
Sabtu, 02 Februari 2008
Rinduku
meskipun jauh
kulihat kau tetap tersenyum
menghiasi mataku lewat bibir merahmu
menyapa hari-hariku yang sunyi
selalu kurindu senyummu kekasihku
rasa yang bergejolak di dada
melekat erat di sekujur tubuh
aku didera rindu, kekasihku
tak terkecuali peluk ciummu
juga segenap hangat tubuhmu
dan tak kuasa kuusir
dan hanya bisa terobati
kala bertemu denganmu
02 Februari 2008
kulihat kau tetap tersenyum
menghiasi mataku lewat bibir merahmu
menyapa hari-hariku yang sunyi
selalu kurindu senyummu kekasihku
rasa yang bergejolak di dada
melekat erat di sekujur tubuh
aku didera rindu, kekasihku
tak terkecuali peluk ciummu
juga segenap hangat tubuhmu
dan tak kuasa kuusir
dan hanya bisa terobati
kala bertemu denganmu
02 Februari 2008
Jumat, 01 Februari 2008
Masih Buat Riyanti
memandangmu dengan cinta
menancapkan kata
pandanglah aku dengan cinta
dengan kata-kata juga
hari-hari akan berubah karenanya
jadi lebih berwarna
dari sekedar sepi yang sia-sia
01 Februari 2008
menancapkan kata
pandanglah aku dengan cinta
dengan kata-kata juga
hari-hari akan berubah karenanya
jadi lebih berwarna
dari sekedar sepi yang sia-sia
01 Februari 2008
Langganan:
Postingan (Atom)