Kamis, 30 Desember 2004
Tiga Puluh Desember Dua Ribu Empat
mungkinkah aku salah mengartikan semuanya, betapa bodohnya aku yang selalu mengartikan semua perhatianmu adalah cinta, salahkah aku yang saat ini menginginkanmu lebih dari sebelumnya, bahwa aku selalu menginginkan kau coba untuk mengerti akan diriku yang selalu berharap kau ada di sampingku?...
sahabatku,
kutemukan cinta dalam dirimu yang selama ini aku cari-cari, dan itu tak pernah kurasakan sejak ia bawa pergi cintaku ikut terkubur bersama jasadnya, kau kembalikan cinta yang hilang dari hidupku dan tak pernah aku dapatkan dari orang-orang yang dulu pernah menyentuh kehidupanku...
sayangku,
aku bohong kalau aku mengatakan aku takkan pernah menangis saat kau meninggalkanku, aku bohong kalau aku mengatakan aku takkan cemburu saat aku tahu kau mulai memuja perempuan lain, dan aku juga bohong kalau aku mengatakan aku tak pernah merindukanmu...
kekasihku,
sebenarnya apa yang kau rasakan saat kau menyentuh tubuhku, saat ribuan kata sayang pernah kau ucapkan untukku? apa kau bahagia di sampingku? dan sekarang, saat aku jauh dari hidupmu, pernahkah kau rindukan kehadiranku? jawablah, aku tak akan marah walau itu akan melukai hati dan perasaanku, tapi itu lebih baik...
sahabatku,
aku tak ingin kau bersikap seperti ini, kau gantung cintaku, aku ingin sebelum tahun ini berganti, kita selesaikan semuanya, kalau kita ingin lanjutkan, aku ingin semuanya berubah, aku ingin kau yang dulu begitu mengerti akan arti hadirku, tapi kalau pun kita ingin akhiri semuanya, akhirilah ini dengan indah, walau aku tahu semuanya akan begitu menyakitkan hatiku, tapi lebih baik aku merasakan rasa sakit itu daripada aku harus mengemis di kakimu untuk mengharap cintamu, tidak sayang...
tiga tahun bukanlah waktu yang singkat, tapi ternyata tak pernah cukup untuk bisa mengerti dan memahami dirimu, dan selama itu, waktu telah begitu banyak mengukir kenangan manis yang akan membunuhku perlahan-lahan...
apa karena aku pernah bermimpi memilikimu, dan sekarang hari sudah pagi dan sudah saatnya aku bangun dari mimpi panjangku, tapi mengapa saat aku terbangun, tubuhku begitu rapuh seolah tak memiliki sedikit pun semangat untuk tetap hidup, kaulah semangat hidupku, bagian dari jiwaku, dan kaulah nyawa kedua untukku...
sayangku,
jika memang kau ingin pergi, pergilah..., pergilah sejauh yang kau mau, carilah arti dan makna hubungan kita, dan jika kau sudah merasa lelah, kembalilah..., kembalilah dalam pelukanku, aku akan sediakan banyak waktuku untuk menemanimu, dan menghilangkan rasa lelahmu...
jujur aku katakan, aku kecewa, kau hancur leburkan seluruh angan dan cintaku, kau biarkan aku hidup dalam kepalsuan dan buaian belaka, tapi aku bahagia dengan semua itu, begitu angkuhkah kau hingga tak pernah mampu merasakan betapa tulusnya cintaku, tulusnya cinta saat kau permainkan perasaanku berulang dan berulang kali, dan saat aku tahu ternyata hatimu telah dimiliki perempuan lain...
kekasihku,
kucurahkan cinta dan perhatianku hanya untukmu, kukorbankan ego dan keangkuhanku dengan menerimamu apa adanya dalam hidupku, dan melupakan janjiku untuk tak pernah menggantikan tempatnya dalam hatiku, kau penuhi semua ruang di hati ini hingga tak pernah aku biarkan siapa pun memasukinya, dalam dirimu telah kudapatkan semua yang aku butuhkan dalam hidupku, kau sahabat baikku saat aku ingin kau ikut larut dalam kegembiraan dan keceriaanku hari ini...
kaulah sahabatku,
yang akan memapahku dan takkan pernah membiarkan aku terjatuh saat kurasakan tubuh ini begitu rapuh, karena hari ini begitu melelahkan, yang akan menghapus air mataku dan menenangkanku saat gundah mulai merasuki jiwaku...
kau kekasihku,
saat malam ini ingin kutatap indahnya langit ditaburi bintang-bintang bersamamu, memeluk hangatnya tubuhmu, dan lembutnya belaianmu, tak pernahkah kau coba untuk mengerti perasaan hatiku saat aku sadari kau mulai menjauh dari kehidupanku, sementara aku begitu memuja dan menggilaimu?...
malam ini aku inginkan segudang cintamu untuk menghapus segenap kerinduan di hatiku, tapi semua hilang ikut larut dalam gelapnya malam, dan kerinduan itu selalu menghadirkanmu dalam setiap mimpi-mimpiku, dan semua itu semakin menambah perih luka di hatiku...
sahabatku..., kekasihku...,
masih ingatkah kau akan janji kita untuk tetap bersam melewati waktu sampai Tuhan benar-benar tak lagi memberi kita kesempatan untuk bersama? masih ingatkah satu janjimu untuk membahagiakan hidupku, menemani, menjaga, dan melindungiku?...
sayangku,
pejamkanlah sejenak kedua matamu, ingatlah semua hal yang pernah kita lewati bersama, pantaskah aku menerima semua ini atas semua hal yang pernah aku beri untukmu?...
terakhir…
semoga kau di sana baik-baik saja, dan untuk 14 Oktober yang kemarin, selamat ulang tahun, semoga kau panjang umur dan sehat selalu, tambah kedewasaan dan semakin bisa merasakan betapa penting arti dan makna dari orang-orang terdekatmu, aku ucapkan ini sekarang, bukannya aku sengaja melupakan, melainkan di hari spesialmu itu kau selalu menggoreskan sebuah luka di hatiku, karena sikap tak pedulimu...
sekali lagi terima kasih, kuharap surat ini berbalas sebelum tahun berganti, tapi jika tidak, kuharap kita bisa selesaikan ini baik-baik, salam terhangatku untukmu...
-delmie
“Cinta adalah bayangan dan tanda dari sesuatu yang lain yang lebih dalam, cinta ada dalam relung jiwa, ada dalam kesadaran manusia tentang hubungan dengan selain dirinya, dan ia takkan pernah membuat seseorang menderita, karena cinta adalah anugerah...”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar