
dari bibir jendela yang separuh menganga
aku melihat titik-titik air terpelanting ke sana ke mari
suara rindu melengking dan menyayat gendang telinga
mereka seakan sedang mengawali hari
untuk memupus kesunyian yang bertindihan
namun embun di luar benar-benar mengiris hati
aku sendiri merasakan perih ini semakin bertambah
nurani terguncang dengan isak yang mati-matian kutahan
jiwa keharuan kian meruncing menyesakkan
perasaan ini, seperti tersayat tajam pisau belati
aku sangat merindukan seseorang
mungkin sebanding dengan rinduku pada hujan saat kanak-kanak
aku merindukannya dengan kepasrahan segenap
dengan ketelanjangan yang tak dibuat-buat
aku masih merindukannya hingga detik ini
bahkan saat embun bernyanyi menyuarakan kegelisahan
aku berharap titik-titik air itu mereda
saat sinar mentari menelusup bibir jendela
lantas perlahan-lahan sirna
karena aku ingat kejadian beberapa hari lalu
saat keresahan embun lenyap ditelan indahnya kerinduan
dan saat itu sinar mentari sedang hangat-hangatnya
15 Juni 2011
10 comments:
wahh.. suke puisi ini. banyak perkataan yang hiperbola. hehe. :P.
wat sendiri?tahniah...
Of course...
cantek pic
very nice blog!!!Congratulations!!!
hugs
veronicafukuda.blogspot.com
tengkyu sister,
i'll visit ur blog back...
:) nice my bro..
siapa yang abg rindu ni? :)
hehehe..
abang rindukan seseorang..
siapa yang dirindui...
ia yang akan selalu ada dalam hatiku...
Posting Komentar