Sabtu, 30 November 2002
Renungan Tutup Tahun
ada saat senang
ada saat sedih
menjelang hari raya dan tutup tahun pertama bersama
kita tak bisa tersenyum selebar-lebarnya
biasanya,
aku merenung lama
akankah tahun depan menjadi milik kita
atau menjadi milik orang lain
harapku,
hubungan kita akan berjalan lebih manis
dan takkan pernah tinggal diam
menghadapi masalah demi masalah yang menghadang
dan yang lebih menyenangkan
akan ada kesibukan luar biasa di awal tahun
terutama menghadapi ujian sekolah
semoga kita bisa lebih berbenah diri
untuk lebih bersahabat
di masa-masa yang akan tiba
30 November 2002
Jumat, 29 November 2002
Dalam Kehampaan
pada akhirnya
puisi ini terlahir jua dari kata-kata hampa
puisi yang hidup dalam sepi yang menyesakkan malam
saat diri terselubung rindu
terjepit menit demi menit waktu
ditata tanpa tataan
diuntai tanpa untaian
dinaungi jiwa yang tanpa warna
diteduhi hati yang hampir mati
barangkali aku telah tersesat
hanya menikmati semilir angin malam
inginku melebur kembali dalam jiwamu
kembali, dan lebur bersama keindahanmu
29 November 2002
puisi ini terlahir jua dari kata-kata hampa
puisi yang hidup dalam sepi yang menyesakkan malam
saat diri terselubung rindu
terjepit menit demi menit waktu
ditata tanpa tataan
diuntai tanpa untaian
dinaungi jiwa yang tanpa warna
diteduhi hati yang hampir mati
barangkali aku telah tersesat
hanya menikmati semilir angin malam
inginku melebur kembali dalam jiwamu
kembali, dan lebur bersama keindahanmu
29 November 2002
Labels:
Kesunyian
Kamis, 21 November 2002
Memandangmu Lebih Tegar
bertahanlah engkau di sini lebih lama lagi
biarkan aku belajar untuk menatapmu lebih tegar
namun,
kau tak pernah memberiku kesempatan untuk menunjukkan
bahwa aku bisa lebih tegar memandangmu
21 November 2002
biarkan aku belajar untuk menatapmu lebih tegar
namun,
kau tak pernah memberiku kesempatan untuk menunjukkan
bahwa aku bisa lebih tegar memandangmu
21 November 2002
Labels:
Harapan
Senin, 11 November 2002
Sejati
matamu makin sendu menatap senja
semburat kemerah-merahan
terpantul pula di wajahmu
tampak ada keresahan di sana
tanpa sadar mungkin jemarimu menggamit erat jemariku
air mata pun mengalir tak terelakan
11 November 2002
semburat kemerah-merahan
terpantul pula di wajahmu
tampak ada keresahan di sana
tanpa sadar mungkin jemarimu menggamit erat jemariku
air mata pun mengalir tak terelakan
11 November 2002
Labels:
Cinta,
Kehilangan,
Kesunyian,
Senja
Langganan:
Postingan (Atom)